Selasa, 09 Januari 2018

Nano Material Aspek umum

MEKANIKA NANOMATERIAL DAN BIOMATERIAL
MAKALAH NANOMATERIALS

Description: E:\Mugi P\index.jpg

   
Nama Kelompok :

Derry Syamsudin
Willy Anderson
Dwi Febi Syahwali
Cipto defri Hariato.S
Murdani Agustian
Irfan Harmapabgia


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK MESIN
LABORATORIUM TEKNIK MESIN DASAR
UNIVERSITAS GUNADARMA
KALIMALANG
2017





NANOMATERIALS ASPEK UMUM , SINTESIS DAN APLIKASI A.NANOMATERIALS
Pengembangan nanoteknologi atau teknologi rekayasa zat bersekala nanometer belumlah tergolong lama. Orang yang pertama kali menciptakan istilah “nanoteknologi” adalah Profesor Nario Taniguchi dari Tokyo Science University pada tahun 1940. Ia mulai mempelajari mekanisme pembuatan nanomaterial dari kristal kuarts, silikon dan keramik alumina dengan menggunakan mesin ultrasonik. Komersialisasi (potensi penerapan nanoteknologi sesungguhnya tidak hanya pada piranti mikroelektronik saja tetapi juga pada berbagai industri membuka peluang aplikasi bahan dan teknologi nano di berbagai bidang, yakni pada produk makanan, kemasan, mainan anak, peralaatan rumah / kebun, kesehatan, kebugaran, obat-obatan, tekstil, keramik dan kosmetik.

Material berskala nano merupakan material yang sangat atraktif karena memiliki sifat-sifat yang sangat berbeda dibandingkan dengan yang diperlihatkan pada skala makroskopisnya. Terdapat berbagai fenomena quantum atraktif yang timbul sebagai akibat pengecilan ukuran material hingga ke dimensi nano. Logam platina meruah yang dikenal sebagai material inert dapat berubah menjadi material katalitik jika ukurannya diperkecil mencapai skala nano. Material stabil, seperti aluminium, menjadi mudah terbakar, bahan-bahan isolator berubah menjadi konduktor (Karna, 2010). Sehingga dengan nanoteknolgi maka setiap bahan atau material akan memungkinkan pengurangan berat disertai dengan peningkatan stabilitas dan meningkatkan fungsionalitas.

            Sejarah nanomaterials
Munculnya kesadaran terhadap ilmu dan teknologi nano diinspirasi dan didorong oleh pemikiran futuristik dan juga penemuan peralatan pengujian dan bahan-bahan. Pada tanggal 29 Desember 1959 dalam pertemuan tahunan Masyarakat Fisika Amerika (American Physical Society) di Caltech, Richard Phillips Feynman (Pemenang Hadiah Nobel Fisika tahun 1965) dalam suatu perbincangan berjudul “ There’s plenty of room at the bottom”, memunculkan suatu isu yaitu permasalahan memanipulasi dan mengontrol atom (ukuran 0,001 nm) dan molekul (ukuran 0,1 nm) pada dimensi kecil (nanometer) . Di tahun 1981, Scanning Tunneling Microscopy (STM) diciptakan oleh Heinrich Rohrer dan Gerd Binnig (Pemenang Hadiah Nobel Fisika tahun 1986).
Beberapa tahun kemudian (1986), Gerg Binnig, Calfin F Quate, dan Christoph Gerber menemukan Atomic Force Microscope (AFM). Melalui peralatan STM dan AFM, para ilmuwan dapat melihat, memanipulasi, dan mengontrol atom-atom secara individu di dimensi nano. Penemuan bahan buckyball/fullerene dan carbon nanotube semakin mendorong para ilmuwan untuk meneliti ilmu dan teknologi nano. Robert Curl, Harold Kroto, dan Richard Smalley (Pemenang Hadiah Nobel Kimia tahun 1996) menemukan buckyball/fullerene di tahun 1985. Buckyball/fullerene tersusun oleh molekul-molekul karbon dalam bentuk bola tak pejal dengan ukuran diameter bola 0,7 nm. Sumio Iijima menemukan carbon nanotube pada tahun 1991 saat ia bekerja di perusahaan NEC di Jepang.

a.      Nanomaterials
Nanomaterials adalah bidang yang membutuhkan ilmu material pendekatan berbasis nanoteknologi . Ini mempelajari bahan dengan ciri-ciri morfologi pada skala nano , dan khususnya mereka yang memiliki sifat khusus yang berasal dari dimensi nano mereka. Nano biasanya didefinisikan sebagai lebih kecil dari sepersepuluh dari satu mikrometer dalam setidaknya satu dimensi, meskipun istilah ini kadang-kadang juga digunakan untuk bahan yang lebih kecil dari satu mikrometer.

Pada tanggal 18 Oktober 2011, Komisi Eropa mengadopsi definisi berikut nanomaterial:
“Bahan alami, insidental atau diproduksi mengandung partikel, dalam keadaan terikat atau sebagai agregat atau sebagai menggumpal, dan dari mana, untuk 50% atau lebih partikel dalam distribusi ukuran nomor, satu atau lebih dimensi eksternal adalah dalam rentang ukuran 1 nm - 100 nm. Dalam kasus tertentu, dan di mana dijamin oleh kekhawatiran bagi lingkungan, kesehatan, keselamatan atau daya saing ukuran jumlah distribusi ambang 50% dapat diganti dengan ambang antara 1 dan 50%”.
Sebuah aspek penting dari nanoteknologi adalah jauh meningkat rasio luas permukaan hingga saat volume bahan nano banyak, yang memungkinkan baru kuantum mekanik efek. Salah satu contoh adalah " kuantum efek ukuran "di mana sifat elektronik padatan yang diubah dengan penurunan besar dalam ukuran partikel. Efek ini tidak ikut bermain dengan pergi dari makro ke dimensi mikro. Namun, menjadi diucapkan ketika rentang ukuran nanometer tercapai. Sejumlah tertentu dari sifat fisik juga mengubah dengan perubahan dari sistem makroskopik. Sifat mekanik Novel Nanomaterials adalah subjek dari nanomechanics penelitian. Aktivitas katalitik juga mengungkapkan perilaku baru dalam interaksi dengan biomaterial .
                
b.      Nanoteknologi
Nanoteknologi (terkadang disingkat menjadi "milyuner-pulsa") adalah studi tentang memanipulasi materi pada atom dan molekul skala. Secara umum, nanoteknologi berhubungan dengan bahan pengembangan, perangkat, atau struktur lainnya dengan setidaknya satu dimensi berukuran dari 1 sampai 100 nanometer . Quantum mekanik efek penting pada dunia kuantum- skala. Nanoteknologi dianggap sebagai teknologi kunci untuk masa depan. Akibatnya, berbagai pemerintah telah menginvestasikan miliaran dolar di masa depan. Amerika Serikat telah menginvestasikan 3,7 miliar dolar melalui perusahaan National Nanotechnology Initiative diikuti oleh Jepang dengan 750 juta dan Uni Eropa 1,2 milyar.
Nanoteknologi sangat beragam, mulai dari ekstensi konvensional perangkat fisika untuk benar-benar pendekatan baru berdasarkan molekul self-assembly , dari pengembangan bahan baru dengan dimensi pada skala nano untuk langsung kontrol materi pada skala atom . Nanoteknologi mencakup penerapan bidang ilmu yang beragam seperti ilmu permukaan , kimia organik , biologi molekular , fisika semikonduktor , microfabrication , dll
Para ilmuwan memperdebatkan masa depan implikasi dari nanoteknologi . Nanoteknologi mungkin dapat membuat bahan baru dan perangkat dengan berbagai macam aplikasi , seperti di kedokteran , elektronik , biomaterial dan produksi energi. Di sisi lain, nanoteknologi menimbulkan banyak masalah sama seperti teknologi baru, termasuk kekhawatiran tentang toksisitas dan dampak lingkungan Nanomaterials,  dan efek potensial mereka terhadap ekonomi global, serta spekulasi tentang berbagai skenario hari kiamat . Keprihatinan ini telah menyebabkan perdebatan antara kelompok-kelompok advokasi dan pemerintah pada apakah khusus peraturan nanoteknologi dibenarkan.


c.       Katagori, sifat dan karakteristik

Ø  Nanomaterials dapat dibedakan menjadi 2 kategori yaitu :

1.      Nanokristal / Nanopartikel
Nanopartikel secara effektif menjembatani antara bulk material dan struktur molekulnya. Bulk material harus memilki sifat fisik dan ukuran yg konstan, namum dalam skala nano ini sering tidak terjadi. Ukurannya ini dapat diamati seperti pada pengurungan kuantum dalam partikel semikonduktor, resonansi plasmon dibeberapa partikel logam, dan superparamagnetism di magnetik bahan. Nanopartikel menunjukkan sejumlah sifat khusus relatif terhadap bulk material.

2.      Nanotube / Fullerenes
Fullerenes adalah kelas alotrop karbon yang secara konseptual adalah lembar grafena (graphene) yang digulung ke dalam tabung atau bola. Termasuk didalamnya karbon nanotube yang digunakan baik karena kekuatan mekanisnya maupun faktor elektrisnya.
Sifat dari nanotube telah menyebabkan peneliti dan perusahaan untuk mempertimbangkan menggunakan mereka dalam beberapa bidang. Sebagai contoh, karena karbon nanotube memiliki kekuatan tertinggi untuk rasio berat dari setiap bahan diketahui, para peneliti di NASA menggabungkan nanotube karbon dengan bahan lain ke dalam komposit seperti yang terlihat pada foto di bawah ini yang dapat digunakan untuk membangun pesawat ruang angkasa ringan.
Properti lain dari nanotube adalah bahwa mereka dapat dengan mudah menembus membrances seperti dinding sel. Bahkan, nanotube lama, bentuk sempit membuat mereka terlihat seperti jarum miniatur, sehingga masuk akal bahwa mereka dapat berfungsi seperti jarum pada tingkat sel. Peneliti medis menggunakan properti ini dengan melampirkan molekul yang tertarik pada sel-sel kanker untuk nanotube untuk memberikan obat langsung ke sel yang sakit.
Properti lain yang menarik dari nanotube karbon adalah bahwa perubahan resistensi listrik mereka secara signifikan ketika molekul lain menempel pada atom karbon. Perusahaan menggunakan properti ini untuk mengembangkan sensor yang dapat mendeteksi uap kimia seperti karbon monoksida atau molekul biologis.

             
            Anggota terkecil Fullerene                                       Nanotube
Ø  Sifat
Berdasarkan teori Kubo mengenai energi gap elektron yang dirumuskan sebagai:
ΔE=A/d^E
dimana ΔE adalah energi gap, d sebagai diameter partikel, dan A adalah konstanta material Ketika perbedaan energi (delta E) lebih besar dari nilai k.T (maksimal internal energi dari sistem), maka akan banyak sifat yang ada pada bulk material yang hilang dan digantikan dengan sifat yang unik.
Pita energi yang kontinyu tergantikan oleh energi level yang terpisah jika ukuran partikel mendekati radius Bohr dari elektron dalam padatan hal ini dikenal dengan efek kuantum. Untuk nanomaterial, energi bandgap sangat sensitif terhadap morfologinya (ukuran, bentuk, defek) dan dari distribusi komposisinya.
Kombinasi dari efek – efek tersebut menimbulkan munculnya sifat fisis yang berbeda dari sifat yang dimiliki oleh bulk materialnya. Fenomena unik yang dapat diamati pada sifat-sifat magnetik, mekanik, listrik, termal, optik, kimia dan biologi yaitu :
1. Sifat elektrik : Nanomaterial dapat mempunyai energi lebih besar dari pada material ukuran biasa karena memiliki surface area yang besar. Hal ini berkaitan dengan resistivitas elektrik yang mengalami kenaikan dengan berkurangnya ukuran partikel. Contohnya : material yang bersifat isolator dapat bersifat konduktor ketika berskala nano, sedangkan contoh aplikasinya: Baterai logam nikel hibrida terbuat dari nanokristalin nikel dan logam hibrida yang membutuhkan sedikit recharging dan memiliki masa hidup yang lama. Efisiensi efek termoelektrik akan meningkat pada bahan beskala nano. Partikel logam/semikonduktor berukuran nano memiliki warna emisi berbeda dibandingkan partikel tersebut dengan ukuran skala mikro.
2. Sifat magnetik : tingkat kemagnetan akan meningkat dengan penurunan ukuran butiran partikel dan kenaikan spesifik surface area persatuan volume partikel sehingga nanomaterial memiliki sifat yang bagus dalam peningkatan sifat magnet (ketika ukuran butir bahan magnetik diperkecil hingga skala nano, bahan feromagnetik berubah menjadi bahan superparamagnetik). Contohnya: Magnet nanokristalin yttrium-samarium-cobalt memiliki sifat magnet yang luar biasa dengan luas permukaan yang besar.
3. Sifat mekanik lebih besar bila dibandingkan dengan material dengan ukuran biasa (salah satu sifat mekanik bahan adalah kekuatan luluh yaitu batas maksimum kekuatan suatu bahan sebelum mengalami deformasi plastis (berubah bentuk). Jika ukuran butir suatu logam atau keramik lebih kecil dari ukuran butir kritis (<100 nm) , sifat mekanik bahan berubah dari keras menjadi lunak.Contoh aplikasinya :Apabila material nano digunakan pada cat, akan berefek antigores, antiluntur, dan memantulkan panas. Cat berpartikel nano akan membuat rumah atau kendaraan tetap sejuk meski terpapar sinar matahari.
4. Sifat optik : Sistem nanomaterial memiliki sifat optik yang menarik, yang mana berbeda dengan sifat kristal konvensional. Kunci penyumbang faktor masuknya quantum tertutup dari pembawa elektrikal pada nanopartikel, energi yang efisien dan memungkinkan terjadinya pertukaran karena jaraknya dalam sekala nano serta memiliki sistem dengan interface yang tinggi. Dengan perkembangan teknologi dan material mendukung perkembangan sifat nanofotonik. Dengan sifat optik linier dan nonlinier material nano dapat dibuat dengan mengontrol dimensi kristal dan surface kimia, teknologi pembuatan menjadi faktor kunci untuk mengaplikasikan. Contoh: Electrochromik untuk liquid crystal display (LCD)
5. Sifat kimia : Merupakan faktor yang penting untuk aplikasi kimia nanomaterial yaitu penumbahan surface area yang mana akan meningkatkan aktivitas kimia dari material tersebut. Contoh aplikasi : Teknologi fuel cell dimana dalam fuel cell digunakan logam Pt dan Pt-Ru
6. Sifat katalisis :Nanomaterial cenderung memiliki aktivitas katalisis yang lebih baik. Hal ini disebabkan luas permukaan yang bertambah dan atom diujung – ujung permukaan semakin banyak mengakibatkan bertambahnya reaktivitas dari bahan. Dibawah ini dicontohkan data aktivitas dari logam emas untuk mengkatalis oksidasi CO dengan semakin mengecilnya ukuran partikel.
Bidang Nanomaterials meliputi subbidang yang mengembangkan atau mempelajari bahan yang memiliki sifat unik yang berasal dari dimensi nano mereka.
·         Interface dan koloid ilmu pengetahuan telah melahirkan banyak bahan yang mungkin berguna dalam nanoteknologi, seperti karbon nanotube dan fullerenes lainnya, dan berbagai nanopartikel dan nanorods . Nanomaterials dengan transpor ion cepat terkait juga untuk nanoionics dan nanoelectronics.
·         Bahan nano juga dapat digunakan untuk aplikasi massal; aplikasi komersial yang paling sekarang dari nanoteknologi adalah nanotube.
·         Kemajuan telah dibuat dalam menggunakan bahan-bahan untuk aplikasi medis..
·         Bahan nano kadang-kadang digunakan dalam sel surya yang memerangi biaya tradisional Silikon sel surya
·         Pengembangan aplikasi semikonduktor menggabungkan nanopartikel untuk digunakan dalam generasi berikutnya dari produk, seperti teknologi layar, pencahayaan, sel surya dan pencitraan biologis.

Ø  Karakterisasi
Pengamatan pertama dan pengukuran ukuran nano-partikel dibuat selama dekade pertama abad ke-20. Mereka sebagian besar terkait dengan nama Zsigmondy yang membuat studi terperinci dari sols emas dan Nanomaterials lain dengan ukuran ke 10 nm dan lebih sedikit. Ia menerbitkan sebuah buku pada tahun 1914. Dia menggunakan ultramicroscope yang menggunakan metode lapangan gelap untuk melihat partikel dengan ukuran jauh lebih sedikit dari cahaya panjang gelombang .
Ada beberapa teknik tradisional yang dikembangkan selama abad ke-20 di Antarmuka dan Ilmu Koloid untuk karakterisasi Nanomaterials. Ini banyak digunakan untuk Nanomaterials generasi pertama pasif ditentukan dalam bagian berikutnya. Metode ini mencakup beberapa teknik yang berbeda untuk karakteristik distribusi ukuran partikel . Karakterisasi ini sangat penting karena banyak bahan yang diharapkan akan menjadi berukuran nano sebenarnya dikumpulkan dalam solusi. Beberapa metode didasarkan pada hamburan cahaya . Lain menerapkan USG , seperti spektroskopi USG atenuasi untuk pengujian terkonsentrasi nano dispersi dan mikroemulsi.
Ada juga sekelompok teknik tradisional untuk karakteristik muatan permukaan atau potensi zeta nano-partikel dalam solusi. Informasi ini diperlukan untuk stabilzation sistem yang tepat, mencegah agregasi atau flokulasi . Metode-metode termasuk microelectrophoresis , hamburan cahaya elektroforesis dan Elektroakustik . Yang terakhir, misalnya koloid getaran saat ini metode ini cocok untuk karakteristik sistem terkonsentrasi.

B.     SINTESIS
Pembuatan nanomaterial dapat dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan top-down dan bottom-up.
1) Top down
Dalam pendekatan top-down, pertama bulk material dihancurkan dan dihaluskan sedemikian rupa sampai berukuran nano meter. Pendekatan top-down dapat dilakukan dengan teknik MA-PM (mechanical alloying-powder metallurgy) dan atau MM-PM (mechanical milling-powder metallurgy), Dalam mekanisme mechanical alloying, material dihancurkan hingga menjadi bubuk dan dilanjutkan dengan penghalusan butiran partikelnya sampai berukuran puluhan nanometer. Kemudian, bubuk yang telah halus disinter hingga didapatkan material final. Contohnya nano baja diperoleh dari penghalusan bubuk besi dan karbon hingga berukuran 30 nm, dan disinter pada suhu 723°C pada tekanan 41 Mpa dalam suasana gas nitrogen.
Teknik MM-PM (mechanical alloying-powder metallurgy) ini dapat dilakukan dengan :
a) Ball milling
Teknologi ball milling yaitu menggunakan energi tumbukan antara bola-bola penghancur dann dinding wadahnya. Untuk mendapatkan partikel nano dalam jumlah banyak dan dalam waktu relatif pendek, dilakukan inovasi pada mesin ball mill, dengan merubah putaran mill menjadi berlintasan planet (planetary) di dalam wadahnya yang memiliki tuas pada kedua sisi, untuk mengatur sudut putaran yang optimal. Dan distabilisasi dengan meng-gunakan larutan kimia seperti  polyvinyl alcohol (PVA) atau  polyethilene glycol (PEG)  sehingga membentuk nanokoloid yang stabil (Fahlefi, 2010)
b) Ultrasonic milling atau sonikasi
Prosesnya dengan cara menggunakan gelombang ultrasonik dengan rentang frekuensi 20 kHz – 10 MHz. Gelombang ultrasonik ditembakkan ke dalam mediium cair untuk menghasilkan kavitasi bubble yang dapat membuat partikel memiliki diameter dalam skala nano. Gelombang ultrasonik bila berada di dalam medium cair akan dapat menimbulkan acoustic cavitation. Selama proses cavitation akan terjadi bubble collapse (ketidakstabilan gelembung), yaitu pecahnya gelombang akibat suara. Akibatnya akan terjadi peristiwa hotspot yang melibatkan energi yang sangat tinggi. Dimana hotspot adalah pemanasan lokal yang sangatintens sekitar 5000 K pada tekanan sekitar 1000 atm, laju pemanasan dan pendinginannya sekitar 1010 K/s
2) Bottom up
Dalam pendekatan bottom-up, material dibuat dengan menyusun dan mengontrol atom demi atom atau molekul demi molekul sehingga menjadi suatu bahan yang memenuhi suatu fungsi tertentu yang diinginkan. Sintesa nanomaterial dilaku-kan dengan mereaksikan berbagai larutan kimia dengan langkah-langkah tertentu yang spesifik sehingga terjadi suatu proses nukleasi yang meng-hasilkan nukleus-nukleus sebagai kandidat nanpar-tikel setelah melalui proses pertumbuhan. Laju pertumbuhan nukleus dikendalikan sehingga menghasilkan nanopartikel dengan distribusi uku-ran yang relatif homogen (Gambar 1).
Pembentukan nanomaterial logam koloid secara bottom up (Kumar, 2005)
Paduan logam organik didekomposisi (di-reduksi) secara terkontrol sehingga ikatan logam dan ligannya terpisah. Ion-ion logam hasil posisi bernukleasi membentuk nukleus-nukleus yang stabil, yang dibangkitkan baik dengan meng-gunakan katalis maupun melalui proses tumbukan. Selanjutnya nukleus-nukleus stabil tersebut ber-tumbuh membentuk nanopartikel. Untuk menghindari proses aglomerasi antara nanopartikel-nanopartikel yang ada, lang-kah stabilisasi dilakukan dengan menggunakan larutan separator.

Pendekatan bottom up ini dapat dilakukan dengan:
a) Dekomposisi termal
1. Evaporasi
Dekomposisi lapisan tipis dengan cara penguapan dan pengembunan yang dilakukan di ruang vakum.
2. Sputtering
Proses sputering adalah proses dengan cara penembakan bahan pelapis atau target dengan ion-ion berenergi tinggi sehingga terjadi pertukaran momentum. Proses sputtering mulai terjadi ketika dihasilkan lucutan listrik dan gas sputer secara listrik menjadi konduktif karena mengalami ionisasi.
3. CVD (Chemical Vapour Deposition)
Merupakan proses yang didasarkan pada hidrolisis dan polikondensasi dari prekusor yang dibentuk melalui metode dip coating atau spin coating.
4. MOCVD
Merupakan teknik deposisi uap kimia dengan metode pertumbuhan epitaksi pada material. Misalnya material semikonduktor yang berasal dari material metalorganik dan hidrida logam.
Pembagian nano
a. Nol dimensi                 : Nanopartikel (oksida logam, semikonduktor, fullerenes)
b. Satu dimensi               : Nanotubes, nanorods, nanowires
c. Dua dimensi                : Thin films (multilayer, monolayer, self-assembled, mesoporous)
d. Tiga dimensi       : Nanokomposit, nanograined, mikroporous, mesoporous, interkalasi, organik  dan anorganik hybrids.

Sintesis diruang terbatas
Sintesis diruang terbatas ini adalah untuk membatasi pertumbuhan partikel dengan mengadakan reaksi dalam reaktor berukuran nano. Setiap reaktor mempunyai pori-pori atau saluran dalam padatan atau tetesan kecil.
Misel terbalik (air-dalam-minyak-mikroemulsi). Ketika sejumlah kecil misel terbalik  ditambahkan ke dalam larutan surfaktan dalam pelarut hidrokarbon, molekul polar dari molekul surfaktan berkumpul bersama dengan demikian menjadi tetesan. Tetesan air dapat bertindak sebagai reaktor berukuran nano. Sebagai contoh, ketika garam Cd dilarutkan dalam tetesan air CdS diendapkan dalam tetesan air. Partikel diatur oleh ukuran tetesan emulsiyang dikendalikan oleh rasio surfaktan. Reaksi sol-gel juga sama-sama dilakukan dalam mikroemulsi persiapan oksida serbuk berukuran nano.
Domain dalam ionomer. Semikonduktor partikel kecil juga dipersiapkan dalam ionomer-kopolimer yang mengandung ion samping rantai kelompok-kelompok seperti COO-atau-SO3. Kelompok ion cenderung domain bersama-sama membentuk agregat. Analog dengan misel (glossary). Ion logam dapat mudah ditukar ke domain ini ionik mana sintesis semikonduktor yang diinginkan dapat dilakukan. Misalnya, kelompok PbS stabil, telah disintesis dalam kopolimer asam etilena-metakrilat.
Kerangka zeolit ini telah digunakan untuk membatasi pertumbuhan nanopartikel semikonduktor. Untuk contoh. Ion Cd dimasukkan pada zeolit dengan pertukaran ion. Cd kering diganti dengan  zeolit kemudian dianalisis dengan H2S dan kemungkinan sangat kecil CdS dibentuk dalam kerangka zeolit.
Lain bahan padat berpori dapat juga digunakan. Seperti membran atau bahkan nanotube karbon.
Gesekan mekanis
Diameter partikel serbuk biji-bijian dapat dirduksi menjadi skala nanometer (2-20 nm) oleh bola penggiling berenergi tinggi. Ketika terjadi pencampuran elemen serbuk tersebut, proses ini menghasilkan campuran partikel serbuk.
Serbuk dengan diameter tipe partikel sekitar 50 μm ditempatkan bersama-sama dengan sejumlah baja dikeraskan, dilapisi, kemudian di tekan  dalam wadah berbentuk bola. Rasio yang paling efektif dengan perbandingan bola: serbuk (5:10).
Selama gesekan mekanis partikel bubuk dikenakan deformasi mekanik berat dari tumbukan dengan bola keras. . Perubahan bentuk ini terjadi pada tahap awal. Dengan ketebalan sekitar 1 μm kemudian meluas keseluruh partikel dan menjadi sebuah susunan yang mempunyai kepadatan tinggi. Biji-bijian yang berukuran nanometer yang tidak merekah dalam pita-pita penggeseran. Untuk jangka waktu yang lebih lama dari bola penggilingan menghasilkan struktur mikro yang sangat halus.

C.    APLIKASI
Teknologi nano saat ini berada pada masa pertumbuhannya. Beberapa terobosan penting telah muncul di bidang nanoteknologi. Pengembangan ini dapat ditemukan di berbagai produk yang digunakan di seluruh dunia. Sebagai contohnya adalah katalis pengubah pada kendaraan yang mereduksi polutan udara, devais pada komputer yang membaca-dari dan menulis-ke hard disk, beberapa pelindung terik matahari dan kosmetik yang secara transparan dapat menghalangi radiasi berbahaya dari matahari, dan pelapis khusus pakaian dan perlengkapan olahraga yang dapat meningkatkan kinerja dan performa atlit.
Namun pada kesempatan kali ini, kami hanya akan membahas aplikasi nanomaterial pada baterai High Power Ni-MH (Nickel Metal hydrate).

Battery
Battery (Baterai) merupakan sel elektris yang dapat menghasilkan listrik dari reaksi kimia. Secara umum Battery dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu Primary battery dan secondary battery. Primary battery adalah battery yang dapat digunakan sekali saja tanpa dapat diisi ulang setelah kapasitasnya habis. Secondary battery adalah battery yang dapat diisi ulang setelah kapasitasnya habis.

NICKEL METAL HYDRATE (Ni-MH) BATTERY
Konstruksi Battery NiMH terdiri dari lapisan positif yang terbuat dari nickel hydroxide sebagai bahan aktif utama, lapisan negatif yang terdiri dari campuran logam yang menyerap hydrogen, pemisah yang terbuat dari fiber halus, elektrolit alkaline, sebuah kotak logam serta sebuah lapisan penyekat dengan ventilasi pengaman. Hydrogen disimpan dalam logam penyerap hydrogen pada elektroda negatif. Sebuah larutan encer yang terdiri dari potassium hydroxide untuk elektrolitnya.
Nano-scale material Ni(OH)2 dan Co(OH)2 pada batere Ni-MH
Keuntungan dari penambahan nanomaterial Ni(OH)2  dan Co(OH)2  adalah menambah kecepatan elektron (EV) dari batere tersebut.
Penambahan bahan tersebut melalui proses granulasi.
Granulasi merupakan proses pembentukan butir butir kecil menjadi kristal.
Beberapa Penemuan Penting di Bidang Nanomaterial
1.      Bahan yang tetap mengalirkan listrik meskipun berubah bentuknya. Seorang peneliti dari Universitas Tokyo Jepang merilis dalam Journal of Science mengenai penemuannya sekitar bahan seperti karet yang berisi pipa carbon berukuran nano. Bahan ini mampu memanjang atau memendek sampai beberapa kali lipat asalnya, namun tetap mengalirkan listrik secara normal/tidak terputus. Mengalirkan listrik disini bermakna ada transistor atau sirkuit electronic pada bahan ini, tidak hanya sekedar kawat. Penemuan ini bisa diaplikasikan pada bidang robotika, dimana memungkinkan desain “sendi” robot yang lebih efisien. Atau membuat bentuk khusus yang diperlukan dari sirkuit electronic seperti jantung buatan/implan dan komponen robot lain yang memerlukan perubahan ukuran setiap waktu seperti pupil mata atau sensor pada kulit persendian.

2.       Bahan yang bisa tembus pandang.
Sekelompok Ilmuwan dari Nanoscale Science Engineering Center di University of California, Berkeley dipimpin Xiang Zhang telah membuat bahan komposit perak-alumunium oxida yang mampu membelokkan cahaya yang diterima ke arah berlawanan dengan sifat alamiah benda yang seharusnya memantulkan cahaya. Efeknya, benda yang diselubungi “kain” ini akan terlihat tembus cahaya. Fenomena ini disebut index negatif dari suatu benda Secara teknis, bahan ini terdiri dari lapisan-lapisan komposit yang merelay cahaya dari tiap lapisan ke lapisan selanjutnya, sedemikian rupa sehingga membentuk channel atau saluran cahaya yg membelokkan alur cahaya normal. Tiap lapisan terdiri dari perak seukuran seperseratus rambut manusia yang dijalin oleh lembar alumunium oxida.
Para peneliti dan perusahaan sedang bekerja untuk menggunakan nanotube karbon di berbagai bidang. Daftar di bawah ini memperkenalkan banyak dari menggunakan. Nanotube terikat ke antibodi yang dihasilkan oleh ayam telah terbukti berguna dalam tes laboratorium untuk menghancurkan tumor kanker payudara. Antibodi membawa nanotube tertarik pada protein yang dihasilkan oleh satu jenis sel kanker payudara. Kemudian nanotube menyerap cahaya dari laser inframerah, membakar nanotube dan tumor mereka melekat.
Para peneliti sedang mengembangkan bahan, seperti komposit carbon nanotube berbasis dikembangkan oleh NASA yang tikungan dengan ketika tegangan diterapkan, yang akan hanya perlu tegangan listrik untuk mengubah bentuk (morphing) dari sayap pesawat terbang dan struktur lainnya. Ini video dari NASA memberi Anda gambaran tentang apa pesawat morphing datang mungkin terlihat seperti.
            Bahaya atau Efek Samping dari Nanomaterial.
1.      Bioavailability, didefinisikan sebagai kemampuan bahan untuk menembus membran/lapisan jaringan tubuh melalui berbagai cara paparan (kulit, pernafasan, dan pencernaan).
2.      Bioaccumulation, didefinisikan sebagai kemampuan partikel yang terabsorpsi untuk terakumulasi didalam jaringan tubuh organisme dengan berbagai jalur paparan.
3.      Toxic Potential, efek dari toksisitas nanomaterial dimungkinkan melalui berbagai sebab yaitu kemampuan oksidasi, inflamasi dari iritasi fisis, pelepasan dari radikal yang terkandung dan dari pengotor (impurities) dari pembuatan nanomaterial misalkan sisa katalis, pengotor bahan baku yang kurang murni.

Kelebihan
· Dengan ukuran partikel yang sangat kecil namun efisiensi yang jauh lebih tinggi dibanding pada saat partikel berukuran normal.

· Fenomena unik sifat-sifat mekanik, fisika, kimia, biologi, listrik, termal dan elektrik pada skala nano membuka peluang aplikasi bahan dan teknologi nano diberbagai bidang.
· Dengan adanya fenomena unik diatas maka banyak inovasi baru misalnya : mengubah polusi panas menjadi energi listrik, mobil berbahan baku nanas.
· Penerapan material nano bukan hanya pada bidang teknik, melainkan juga pada produk makanan, obat-obatan, dan kosmetik.
· Produk yang dihasilkan jauh lebih berkualitas, yaitu tidak mudah aus, hemat enrgi karena tahan panas, dan tidak memerlukan pendinginan, dengan demikian , akan menghemat biaya oprasional dan pemeliharaan serta ramah lingkungan.


Kekurangan
· Nanopartikel berbahaya bagi kesehatan karena Nanopartikel dapat mengganggu jalannya transportasi substansi vital masuk dan keluar sel, sehingga mengakibatkan kerusakan fisiologis sel dan mengganggu fungsi sel normal.
· Bioavailability, didefinisikan sebagai kemampuan bahan untuk menembus membran/lapisan jaringan tubuh melalui berbagai cara paparan (kulit, pernafasan, dan pencernaan).
· Bioaccumulation, didefinisikan sebagai kemampuan partikel yang terabsorpsi untuk terakumulasi didalam jaringan tubuh organisme dengan berbagai jalur paparan.
· Toxic Potential, efek dari toksisitas nanomaterial dimungkinkan melalui berbagai sebab yaitu kemampuan oksidasi, inflamasi dari iritasi fisis, pelepasan dari radikal yang terkandung dan dari pengotor (impurities) dari pembuatan nanomaterial misalkan sisa katalis, pengotor bahan baku yang kurang murni.


Pengertian Biomaterial

·         Sejarah Umum Biomaterial
Definisi biomaterial secara umum adalah suatu material tak hidup yang digunakan  sebagai  perangkat  medis dan  mampu  berinteraksi  dengan  sistem biologis . Adanya  interaksi  ini  mengharuskan  setiap  biomaterial  memiliki sifat biokompatibilitas, yaitu kemampuan suatu  material untuk bekerja selaras dengan   tubuh   tanpa   menimbulkan   efek   lain   yang   berbahaya.   Ide   untuk menggantikan organ manusia yang rusak dengan material tak- hidup telah ada sejak lebih dari dua ribu tahun yang lalu dimulai oleh Bangsa Romawi, China dan  Aztec  yang memiliki  peradaban  kuno  tercatat  menggunakan  emas  untuk perawatan  gigi . Pada masa itu perkembangan  biomaterial diuji coba secara trial  and  error terhadap  tubuh  manusia  ataupun  binatang  namun  tingkat kesuksesan nya tidak maksimal.

·         Biomaterial
Biomaterial  adalah  bidang yang  menggunakan  ilmu  dari  berbagai  disiplin ilmu yang  membutuhkan  pengetahuan dan pemahaman  mendasar  dari  sifat-sifat material  pada  umumnya,  dan  interaksi  dari  material  dengan  lingkungan  biologis. Bidang  biomaterial  didesain untuk  memberikan  pemahaman dan  pengajaran  di bidang fisika,  kimia  dan  biologi  dari  material,  dan  juga  dengan berbagai bidang dari  teknik  secara  umum  seperti matematika,  kemasyarakatan,  dan  ilmu  sosial. Sebagai tambahan, mahasiswa  yang berurusan dengan bidang ini harus mencapai pemahaman  yang  mendalam  dan  berusaha  untuk  memperoleh  pengalaman  pada penelitian biomaterial. Ketika pemahaman mahasiswa mengenai prinsip dasar dari ilmu  material  teraplikasikan,  pemahaman  penuh  dari  biomaterial  dan  aplikasinya dengan  lingkungan  biologis  juga  membutuhkan  derajat  yang  lebih  tinggi  dari spesialisasi ilmu yang ada. Bidang biomaterial mengarah pada ilmu material dan bidang ilmu biologi serta kimia. Material   buatan manusia   meningkat   sesuai   dengan   penggunaan aplikasinya  seperti  pada drug-delivery dan  terapi gen (gene  therapy),  perancah untuk  rekayasa  jaringan  (tissue  engineering),  penggantian  bagian  tubuh  (body replacement),  serta alat biomedis  dan  bedah. Peningkatan  ini  sejalan  dengan meningkatnya kebutuhan manusia akan tingkat kehidupan yang lebih baik.


·         Jenis-Jenis Biomaterial
1.      BIOMATERIAL SINTETIK
Kebanyakan  biomaterial  sintetik  yang  digunakan  untuk  implantasi adalah material  umum yang  sudah  lazim digunakan  oleh  para insiyur  dan ahli material. Pada umumnya, material ini dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu : logam, keramik, polimer dan komposit.

A.    LOGAM
 Sebagai  bagian  dari  material, logam  merupakan  material   yang  sangat banyak   digunakan   untuk implantasi load-bearing. Misalnya,   beberapa   dari kebanyakan  pembedahan  ortopedi  pada  umumnya  melibatkan implantasi dari material logam. Mulai dari hal sederhana seperti kawat dan sekrup untuk pelat yang bebas  dari  patah sampai  pada total  joint  prostheses (tulang  sendi  buatan)  untuk pangkal  paha,  lutut,  bahu,  pergelangan  kaki  dan  banyak  lagi. Dalam ortopedi, implantasi bahan logam digunakan pada pembedahan maxillofacial,cardiovascular,dan   sebagai material dental. Walaupun   banyak   logam   dan paduannya  digunakan  untuk  aplikasi  peralatan  medis, tetapi yang paling sering digunakan  adalah  baja  tahan  karat,  titanium  murni  dan  titanium  paduan, serta paduan cobalt-base

B.     POLIMER
Berbagai   jenis   polimer   banyak   digunakan   untuk   obat-obatan   sebagai biomaterial. Aplikasinya mulai dari wajah/muka   buatan sampai   pada pipa tenggorokan,dari  ginjal  dan  bagian hati  sampai  pada  komponen-komponen  dari jantung, serta material untuk gigi buatan sampai pada material untuk pangkal paha dan  tulang  sendi  lutut.Material  polimer  untuk  biomaterial  ini  juga digunakan untuk bahan perekat medis dan penutup, serta pelapis  yang digunakan untuk berbagai tujuan.

C.    KERAMIK
 Keramik juga telah  banyak  digunakan  sebagai  material  pengganti  dalam ilmu kedokteran gigi.Hal ini meliputi material untuk Mahkota gigi,tambalan dan gigi tiruan.Tetapi, kegunaannya  dalam  bidang  lain  dari  pengobatan  medis  tidak terlihat  begitu  banyak  bila  dibandingkan  dengan  logam  dan  polimer. Hal  ini dikarenakan ketangguhan   retak   yang   buruk   dari   keramik yang akan sangat membatasi penggunaannya untuk aplikasi pembebanan. Material  keramik sedikit digunakan  untuk  pengganti  tulang  sendi (joint   replacement),   perbaikan   tulang   (bone   repair) dan penambahan   tulang (augmentation).

D.    KOMPOSIT
 Biomaterial  komposit  yang  sangat cocok  dan  baik  digunakan  di  bidang  kedokteran  gigi  adalah  sebagai  material pengganti  atau tambalan  gigi. Walaupun masih  terdapat  material komposit lain seperti  komposit karbon-karbon  dan  komposit  polimer  berpenguat  karbon yang dapat  digunakan pada  perbaikan  tulang  dan  penggantian  tulang  sendi  karena memiliki nilai modulus elastis yang rendah, tetapi material ini tidak menampakkan adanya kombinasi dari sifat mekanik dan biologis yang sesuai untuk aplikasinya. Tetapi  juga,  material  komposit  sangat  banyak  digunakan  untuk prosthetic  limbs (tungkai  buatan),  dimana  terdapat  kombinasi  dari  densitas/berat  yang  rendah  dan kekuatan yang tinggi sehingga membuat material ini cocok untuk aplikasinya.

2.      BIOMATERIAL ALAM
Beberapa  material  yang  diperoleh  dari  binatang  atau  tumbuhan ada  pula yang penggunaannya   sebagai   biomaterial   yang   layak   digunakan secara   luas.Keuntungan pada penggunaan material  alam untuk implantasi adalah material ini hampir  sama  dengan  material  yang  ada  pada  tubuh.Menyikapi hal  ini,maka terdapat bidang lain yang cukup berkembang dan baik untuk dipahami yaitu bidang biomimetics.Material alam biasanya tidak memberikan adanya bahaya racun yang sering  dijumpai  pada  material  sintetik.Dan  juga,  material  ini  dapat  membawa protein spesifik yang terikat didalamnya dan sinyal biokimia lainnya yang mungkin dapat  membantu  proses  penyembuhan,  pemulihan  dan  integrasi  dari  jaringan (tissue).Selain itu, material alam dapat juga digunakan untuk mengatasi masalah immunogenicity.Masalah lain yang berkaitan dengan material ini adalah kecenderungannya untuk berubah  sifat atau terdekomposisi  pada  temperatur  dibawah  titik  lelehnya.Hal  ini  tentu  akan  membatasi  proses  fabrikasinya  menjadi  material  implantasi menjadi beragam  bentuk  dan  ukuran. Contoh  dari  material  alam  adalah  kolagen,yang  hanya  terdapat  dalam  bentuk  serat,  mempunyai  struktur triple-helix,dan merupakan  protein  yang  sangat  banyak  terdapat  pada  binatang  diseluruh  dunia. Sebagai contoh, hampir 50 % protein pada kulit sapi adalah kolagen. Hal tersebut membentuk  komponen  yang  signifikan  dari  jaringan  penghubung  seperti  tulang,tendon,ligament dan  kulit.Terdapat  kurang  lebih  sepuluh  jenis  berbeda  dari kolagen dalam tubuh, yaitu :
A.    Tipe I ditemukan terutama padakulit, tulang dan tendon
B.     Tipe II ditemukan pada tulang rawan arteri pada tulang sendi
C.     Tipe III merupakan unsur utama dari pembuluh darah.
Kolagen  sudah  banyak  dipelajari  untuk  digunakan  sebagai  biomaterial.Material implantasi ini   biasanya   dalam   bentuk sponge yang  tidak   memiliki  kekuatan mekanik  atau kekakuan  yang  signifikan.Material  ini  sangat  menjanjikan  sebagai perancah  untuk  pertumbuhan  jaringan-baru  (neotissue  growth) dan tersedia  juga sebagai   produk   untuk penyembuh   luka.Injectable   collagen (kolagen   yang disuntikkan  atau  dimasukkan  ke  dalam  tubuh) sangat  banyak  digunakan  untuk proses  augmentasi  (penambah)  atau  pembangun  dari  jaringan  dermal  (dermal tissue) untuk bahan kosmetik. Material alam lain yang ditinjau masih dalam tahap pertimbangan, termasuk  karang,chitin (dari serangga dan binatang berkulit keras seperti  udang,  kepiting  dan  lain-lain), keratin (dari  rambut),  dan  selulosa  (dari tumbuhan)
·         Biokeramik
Keramik adalah material logam dan non logam yang memiliki ikatan atom ionik atau ikatan ionik dan ikatan kovalen. Sedangkan pengertian biokeramik adalah keramik yang digunakan untuk kesehatan tubuh dan gigi pada manusia. Sifat biokeramik antara lain tidak beracun, tidak mengandung zat karsinogenik, tidak menyebabkan alergi, tidak menyebabkan radang, memiliki biokompatibilitas yang baik dan tahan lama.
Kelebihan biokeramik adalah biokeramik memiliki biokompatibilitas yang baik dengan sel-sel tubuh dibandingkan dengan biomaterial polimer atau logam. Oleh karena itu, biokeramik digunakan untuk tulang, persendian, dan gigi. Biokeramik juga digunakan untuk melapisi biomaterial logam. Selain itu, biokeramik juga digunakan sebagai penguat komponen komposit, dengan menggabungkan kedua sifat material menjadi material baru yang memiliki sifat mekanis dan biokompatibilitas yang baik. Struktur keramik juga dapat dimodifikasi dengan tulang alami dengan tingkat porositas yang beragam. Biokeramik juga memiliki kelemahan, antara lain sangat rapuh, kekuatan rendah, dan kerap dipandang material yang lemah. Biokeramik dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.      Bioaktif keramik
Bioaktif keramik memiliki stabilitas kimia yang tinggi dalam tubuh dan ketika diimplan pada tulang yang hidup dapat berinkorporasi pada jaringan tulang mengikuti pola dari kontak osteogenesis.  Dengan kata lain, bioaktif keramik memiliki sifat osteoconduction dan kapabilitas untuk berikatan kimia dengan jaringan tulang yang hidup. Kekuatan mekanis dari bioaktif keramik umumnya lebih rendah dibandingkan bioinert keramik. Contoh materialnya adalah hidroksi apatite, bioglass, A-W glass. Contoh aplikasinya untuk pelapisan pada metal bone implants dan sebagai fillers pada dental implants.

2.      Bioinert keramik
Bioinert keramik seperti namanya menghasilkan minimal respon pada tubuh. Bioinert keramik tidak menyebabkan perubahan baik dari segi kimia maupun fisik dalam tubuh. Sel membetuk kapsul serabut yang tidak menempel pada sekitar implan. Implan ini memiliki kekuatan kompresi yang tinggi, ketahanan aus yang tinggi dan bioinertness. Contoh materialnya adalah Alumina (Al2O3), Zirconia (ZrO2) dan pyrolytic carbon. Contoh aplikasinya femoral head in hip replacements dan dental implants.

3.      Bioresorable keramik
Bioresorable keramik dapat diserap dalam tubuh dan tergantikan oleh tulang pada jaringan tulang. Pola dari inkorporasinya pada jaringan tulang sama dengan kontak osteogenesis walaupun antarmuka antara bioresorable keramik dengan tulang tidak stabil. Contoh materialnya adalah β-tricalsium fosfat, hidroksi apatite, karbonat, kalsium karbonat. Contoh aplikasinya untuk perbaikan tulang.
 Alumina (Al2O3
Sejak abad ke-17, lebih dari 2,5 juta implant femoral heads diciptakan dengan lebih dari 3000 implan yang sukses diaplikasikan sejak tahun 1987 dibawah pengawasan FDA (Food and Drug Administration). Alumina dengan kemurnian tinggi (>99,5%), biasa digunakan pada tulang (femoral head, bone screws dan  bone plate, pelapisan porous  untuk  femoral stems,  porous spacers, knee prosthesis) dan gigi (crowns dan bridges). Hal ini karena alumina memiliki sifat-sifat, seperti:
  • Ketahanan korosi sangat baik.
  • Biokompatibilitas baik.
  • Ketahanan aus tinggi.
  • Ketahanan retak tinggi.
Sifat (properties) Alumina (Al2O3)
Alumina Komersial Berkadar Tinggi
Standard ISO 6474
Standard ISO terbaru
Kadar Alumina
> 99,7
≥ 99,51
Kadar Aditif
< 0,02
< 0,1
Densitas
3,98
≥ 3,94
Ukuran butir rata-rata
3,6
< 7
< 4,5
Kekerasan (HV)
2400
> 2000
Bending Strength (Mpa)
595
> 400
> 450
Sifat mekanik alumina tergantung pada ukuran butir (densitas), misalnya pada persentase aditif. Dimensi butir >7 µm dapat menyebabkan menurunnya sifat mekanik sebesar ± 20 %. Sedangkan kriteria yang diharapkan adalah butir berukuran < 4 µm dan kemurnian > 99,7 %.
Sifat Al2O3 Lainnya
Kekasaran permukaan akhir (µm)
0,02
Compressive Strength (MPa)
4000 – 4500
Modulus Young (GPa)
380 – 420
Fracture Toughness (MN/m 3/2)
4,0 – 6,0
Implant Strength (Nc n/cm2)
40 – 50
Contoh proses produksi (komponen hip joint)
Produksi komponen sambungan persendian (hip joint) berdasarkan standar DIN 58 835, ASTM F603-83 dan ISO 6474 mengggunakan femoral ball head yang terbuat dari keramik alumina (Al2O3) dengan kemurnian tinggi yang didoping oleh magnesium okisda (MgO). Untuk tujuan ini, bola dengan conical bore dihubungkan ke stem dengan suatu taper fitting (metal cone). Ukuran ball head distandardisasi dengan diameter 22-56 mm.Produksi biokeramik pada dasarnya sama dengan memproduksi keramik rekayasa (engineering ceramics) kualitas tinggi, yang melibatkan beberapa tahapan:
1.      Persiapan Bahan Baku
Untuk memenuhi FDA (Food & Drug Administration), sebelum pemrosesan keramik, bahan baku harus melalui pemeriksaan / pengujian dengan sangat teliti mengenai kemurnian kimiawi, batasan ppm, specific surface, dan distribusi ukuran butir.
2.      Pembentukan
Keramik ball heads diproduksi dari silinder yang di-press secara uni-aksial. Conical bore dan bentuk dari ball head dibentuk melalui proses machining. Pemrosesan material ini fleksibel dan jumlah impurities akan dikurangi sampai tingkat terendah.
3.      Firing
Firing material dilakukan pada suatu furnace di atas 1500oC. Karena tekanan parsial O2 tinggi, dan masih adanya pengaruh dari impurities, maka warna yang dihasilkan oleh medical grade alumina kualitas tinggi bukanlah putih, melainkan berwarna seperti gading Namun, sterilisasi dengan menggunakan sinar gamma, warna yang awalnya seperti gading berubah menjadi coklat muda yang merupakan tanda dari material kualitas tinggi. Setelah pengujian densitas dan grain size, ball head siap dilakukan proses machining.
4.      Machining
Ball head dituntut untuk memiliki toleransi bentuk dan dimensi. Beban fracture dari ball head tergantung dari kualitas cone yang digunakan untuk tapper fitting pada femoral ball head dengan metal stem. Hip joint merupakan persendian antara ball dan socket yang diberi pelumas berupa fluida synovial. Beberapa tuntutan hanya dapat dipenuhi jika ball head dilakukan grinding dengan diamond tools dan pemolesan (polishing) dengan suspensi diamond.
5.      Kontrol mutu
Inspeksi ball head pada tahapan akhir ini untuk memenuhi rekomendasi GMP yang berhubungan dengan spesifikasi standar nasional dan internasional, terutama ISO 9001 dan spesifikasi pengujian customer. Tahapan control mutu ini meliputi pengawasan kualitas secara komprehansif, meliputi:

  1. Crack dan porositas menggunakan metode penetrasi dengan keefektifan tinggi.
  2. Verifikasi dimensi yang telah ditentukan dari cone dan spherisitas.
  3. Inspeksi visual 
Keuntungan menggunakan alumina
  • Akibat energi permukaan yang tinggi, memudahkan dalam pencapaian permukaan yang sangat halus.
  • Dengan sifatnya yang bioinert, alumina memiliki biokompatibilitas yang tinggi.
  • Dengan permukaan yang datar (tidak) menonjol keluar, hanya berorder 0,01 µm.
  • Koefisien gesekan pada sambungan semakin menurun seiring dengan berjalannya waktu bila dibandingkan dengan natural joint.
  • Karena adanya penyerapan oleh molekul biologis, suatu lapisan seperti cairan dapat terbentuk, sehingga dapat memberikan pelumasan pada komponen, dengan mengurangi kontak langsung dari dua permukaan.
Kerugian menggunakan alumina
  • Dapat terjadi failure (kegagalan) pada interface.
  • Gesekan dan keausan dari dua permukaan dapat dipicu oleh pergerakan komponen acetabular.